Minggu, 05 Juni 2011

PERKEMBANGAN DAN PENGGUNAAN MEDIA BHERBASIS TEKNOLOGI TINGGI

1.Belajar jarang jauh (Distance learning) dengan perangkat elearning
Salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini adlah pendidikan diman pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi yang memilki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi. Media sebagai sumber sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik itu sendiri (oetomo dan priyogotomo,2004) beberapa bagian ini mendapatkan sentuhan media teknologi informasi, sehingga mencetuskan lainya ide tentang e-learning (utomo,2001)
E-learning berarti pembelajran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, C khususnya perangkat komputer (soekertawi, 2003) karena itu e-learning sering disebut juga dengan on-line course. Dalam berbagai literature e-learning tidak dapat dilepaskan dari jaringan internet, karena media ini yang dijadikan sarana untuk penyajian ide dan gagasan pembelajran. Namun, dalam perkembangannya masih dijumpi kendala dan hambatan untu mengaplikasikan sistem e-learning ini antara lain:
(a) Masih kurangnnya kemampuan menggunakan internet sebagai sumber pembelajaran.
(b) Biaya yang diperlukan masih relativ mahal untuk tahap-tahap awal.
(c) Belum memadainya perhatian dari berbagai pihak terhapa pembelajaran melalui internet.
(d) Belum memadainya infrastuktur pendukung untuk daerah-daerah tertentu.(soekartawi,2003)
Peranan media ajar dalam proses pembelajaran
Dalam pelaksanaanya, teknik penggunaan dan pemanfaatan media turut memberikan audit yang besar dalam menarik perhatian manusia dalam PBM, karena pada dasrnya media mempunyai dua fungsi utama, yaitu media sebagai alat bantu dan media sebagai sumber belajar bagi mahasiswa (djamrah,2002,137).
Umar hamalik (1986, djamarah (2002)dan sadiman dkk(1986), djamrah(2002) dan sadiman dkk (1986), mengelompokkan media ini berdasarkan jenisnya kedalam beberapa jenis:
a. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti tape recorder.
b. Media visuals, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan indra penglihatan dalam wujud visual.
c. Media audio visual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unssur gambar, jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik dan media ini dibagi kedalam dua jenis :
1) Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam seperti film soun slide.
2) Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gamabar yang bergerak, seperti film, video cassete, dan vcd.
Strategi pengembangan computr aided instruction
Dalam masalah “e-learning diindonesia dan propeknya dimasa mendatang”. Soekartawi menyatakan bahwadalam banyak hal, suksesnya program e-learning sangat tergantung dari penilaian apakah:
(a) E-learning itu sudah menjadi suatu kebutuhan.
(b) Tersedianya infrastruktur pendukungnya.
(c) Tersedianya fasilitas jaringan internet.
(d) Perangkat lunak pembelajaran.
(e) Kemampuan dan ketermpilan orang mengoperasikannya.
(f) Kebijakan yang mendukung pelaksanaan program e-learning tersebut (soekartawi, 2003)
Oetome dan priyagoutomo mencoba untuk melaksanakan penelitian berkaitan dengan e-media yang sering digunakan, yang paling favorit serta yang menjadi harapan dan disukai oleh peserta didik dalam usahanya untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuannya, maka hasil yyang diperoleh media-media tersebut antara lain: kaset(program pengajaran)-cd MP3, VCD dan internet.
Model E-Media
E-media adalah singkatan dari electronik media artinya media yang berbasiskan kepada peralatan elektronik. E-media berkembang sangat variatif, seiring dengan perkembangan media-media elektronik, seperti e-media konvensional berupa kaset rekaman pengajaran dan program tv pendidikan ,e-media berbasiskan komputer terdiri dari cd, mp3, vcd, dan dvd, serta media berbasiskan internet seperti e-news, e-journal, e-consultant, chating, newsgroup, dan lain sebagainya (oetama dan priyogutomo,2004).
Pengajaran berbantuan komputer
Dengan berkembangnya teknologi e-media, sebagai media pendidikan, maka sarana dan prasarana untuk pemanfaatanya juga berkembang, salah satu sarana tersebut adalah komputer.
Dengan perkembangan teknologi komputer ini maka metode pendidikan juga berkembang. Sehingga, proses pengajaran berbantuan komputer ini maju terus menuju kesempurnaannya, namun secara garis besarnya dapat dapat dikategorikan menjadi dua yaitu computer based training (CBT) dan web based training (WBT).
1. Computer based training (CBT)
CBT merupakan proses pendidikan berbasiskan komputer, dengan memanfaatkan media CD-Rom dandisk–based sebagai media pendidikan (Harton 2000). Dengan memanfaatkan media ini sebuah CD Rom bisa terdiri dari video klip, animasi, grafik, peserta didik dalam pendidikannya.
2. Web based training (WBT)
Web based traing (WBT) sering juga diidentikkan dengan E-learning, dalam metode ini selain menggunakan komputer sebagai sarana pendidikan, juga memanfaatkan jaringan internet.

MEDIA PENDIDIKAN DAN PROSES KOMUNIKASI PEMBELAJARAN

Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13).

Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Tidak ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi : pentransferan makna di antara anggota-anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari satu orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi itu lebih dari sekedar menanamkan makna tetapi harus juga dipahami (Robbins, 2002 : 310).

Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi adalah :
a. Kendali
Komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
b. Motivasi
Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah standar.
c. Pengungkapan emosional
Bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
d. Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai dan menilai pilihan-pilihan alternatif (Robbins, 2002 : 310-311).



TIGA POLA KOMUNIKASI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

Guru sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan,disamping memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual,juga harus mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis.Hal-hal yang bersifat teknis ini,terutama kegiatan mengelola dan melaksanakan interaksi belajar mengajar.
Dalam proses pendidikan sering kita jumpai kegagalan-kegagalan,hal ini biasanya dikarenakan lemahnya sistem komunikasi.Untuk itu,pendidik perlu mengembangkan pola komunikasi efektif dalam proses belajar mengajar.Komunikasi pendidikan yang penulis maksudkan disini adalah hubungan atau interaksi antara pendidik dengan peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangsung,atau dengan istilah lain yaitu hubungan aktif antara pendidik dengan peserta didik.
Ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa yaitu:
1.komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah
Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi.Guru aktif dan siswa pasif.Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah,atau komunikasi sebagai aksi.Komunikasi jenis ini kurang banyak menghidupkan kegiatan siswa belajar.


2.Komunukasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah.
pada komunikasi ini guru dan siswa dapat berperansama yaitu pemberi aksi dan penerima aksi.Disini,sudah terlihat hubungan dua arah,tetapi terbats antara guru dan pelajar secara indivudual.Antara pelajar dan pelajar tidak ada hubungan.Pelajar tidak dapat berdiskusi dangan teman atau bertanya sesama temannya.Keduanya dapat saling memberi dan menerima.Komunikasi ini lebih baik dari pada yang pertama,sebab kegiatan guru dan kegiatan siswa relatif sama.

3.Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi
Komunikasi ini tidak hanya melibatkan interaksi yang dinamis antara gurudenan siswa tetapi juga melibatkan interaksi yang dinamis antara siswa yang satu dengan yang lainnya.Proses belajar mengajar dengan pola komunikasi ini mengarah kepada proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal,sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif.Diskusi dan simulasi merupakan strategi yang dapat mengembangkan komunikasi ini(Nana Sudjana,1989).
Dalam kegiatan mengajar,siswa memerlukan sesuatu yang memungkinkan dia berkomunikasi secara baik dengan guru,teman,maupun dengan ligkungannya.oleh karena itu,dalam proses belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilannya yaitu pengaturan proses beljar mengajar dan pengajaran itu sendiri yang keduanya mempunyai ketergantungan untuk menciptakan situasi komunikasi yang baik yang memungkinkan siswa untuk belajar.
http://pak-gunawan.blogspot.com/2009/03/tiga-pola-komunikasi-dalam-proses.html


Bentuk Dasar Komunikasi
Komunikasi dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Misalnya, komunikasi tatap muka, telepon, telegram, dll. Komunikasi terbagi menjadi 2 Jenis, yaitu, Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Mari kita bahas satu persatu :
1.1 Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap, dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-kata (Bovee dan Thill, 2003:4). Komunikasi nonvebal sering juga disebut sebagai bahasa diam (silent language). ahli antropologi mengatakan bahwa sebelum adanya komunikasi verbal, masyarakat berkomunikasi nonverbal melalui gerakan tubuh (body language).
Komunikasi nonverbal sangatlah kompleks. Dimana, kita mengekspresikan apa yang ingin kita sampaikan melalui gerakan tubuh. Maka dari itu, sebagai seorang komunikator untuk memahami komunikasi nonverbal, kita harus memahami seluk beluk sosial budaya nya terlebih dahulu. Karena, komunikasi baru akan terjadi secara efektif jika kita mempunyai kesamaan makna dengan komunikan. Maksud disini, mengapa kita harus mengenal budayanya? karena, setiap daerah memiliki budayanya sendiri2, misal di arab tanda acungan JEMPOL adalah tanda berhenti, sedangankan di indonesia tanda acungan jempol adalah mengatakan OKE.
Menurut Mark Knap (dalam Cangara, 2004:100), fungsi komunikasi nonverbal adalah :
1. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition)
2. menunjukan peraaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata (substitution)
3. menunjukan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity)
4. menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa belum sempurna.
Dalam berbagai studi, komunikasi verbal dikelompokan dalam beberapa bentuk (Cangara, 2004:101):
a. Kinesics, yaitu komunikasi verbal yang ditunjukan dengan gerakan tubuh :
1. Emblems, merupakan sebuah isyarat yang di buat oleh suatu budaya. Misalnya, V bagi orang amerika merupakan Victory atau kemenangan
2. Illustrators, merupakan sebuah gerakan badan untuk mengilustrasikan sesuatu. Misalnya, Tinggi badanya seseorang, Gemuk langsingnya seseorang
3. Affect Display, Merupakan isyarat yangbiasanya timbul karena pengaruh dari emosional seseorang. Misalnya wajah senang, wajah bete, wajah sedih. Raut Muka juga mengisyaratkan suatu pesan.
4. Regulators, Suatu gerakantubuh yang biasanya terjadi di daerah kepala, misalnya mengangguk, menggelengkan kepala.
5. Adaptory, suatu gerakan tubuh yang menunjukan kejengkelan pada sesuatu. Misal menggerutu, menarik napas dalam2, mengepalkan tinju.
b. Gerakan Mata (eye gaze)
Siapa bilang mata tak dapat berbicara? Justru terkadang mata lah yang paling menunjukan ekspresi seseorang. Apakah dia sedang sebal, sedih, senang, terharu. Mata tak bisa bohong. Jika seseorang sedang suka pada pasangannya, maka tatapannya akan terasa berbeda.
c. Sentuhan (Touching)
Sentuhan adalah sebuah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan. Ada tiga bentuk sentuhan badan :
1. Kinesthetic, merupakan isyarat yang menunjukan kemesraan, atau keakraban.
2. Sociofugal, merupakan isyarat yang menunjukan awal mula persahabatan.
3. Thermal, merupakan isyarat awal menunjukan persahabatan, namun lebih intim, misalnya menepuk bahu, adu tinju, dll.
d. Paralanguage
Paralanguage merupakan suatu isyarat yang timbul karena adanya sebuah tekanan pada saat berbicara. sehingga pada saat si komunikator berbicara, sang komunikan sudah mengerti apa yang sebenarnya ingin dibicarakan. Contoh : ketika sang suami memanggil dengan mesra “sayaang..” maka sang istri sudah mengetahui bahwa suaminya memanggil dia.
E. Diam
Diam juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal. walaupun bentuk komunikasi ini merupakan bentuk yang sangat sulit untuk di terka karena bisa saja apa yang dipikirkan orang itu adalah negatif atau pun positif.
F. Postur Tubuh
Terkadang manusia mengartikan postur tubuh secara “branding”. Bentuk Postur tubuh seseorang dapat dilihat dari 3 bentuk :
1. Ectomorphy, tingi kurus, dilambangkan orang yangemmpunyai sikap ambisius, pintar dan kritis
2. Mesomorphy, bentuk tubuh yang tegap dan atletis melambangkan orang tersebut cerdas, bersahabat, dan aktif
3. Endomorphy, bentuk tubuh pendek, bulat, dan gemuk, melambangkan pribadi yang humoris, santai, dan cerdik.
G. Warna
Warna memberikan arti pada objek. Misal warna merah tanda marah, putih suci.
H. Bunyi
Jika Paralanguage merupakan bentuk tekanan pada suara, sedangkan bunyi adalah tekanan pada suatu benda yangmemiliki arti. Misal, tepuk tangan tanda apresiasi, peluit parkir tanda berenti atau maju. dll.
I. Bau
Bau bisa melambangkan suatu pesan. Misalnya, wewangian kosmetik akan berbeda dengan wewangian makanan.
1.2 Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi dimana disampaikan secara lisan atau tertulis yang menggunakan suatu bahasa. Bahasa didefinisikan sebagai seperangkat kata yang disusun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang mempunyai arti. Komunikasi Verbal trbagi menjadi 2 Komunikasi lisan atau Oral Communication (berbicara dan mendengar), Komunikasi Tertulis atau Written Communication (menulis dan membaca).
ORAL COMMUNICATION :
a. Berbicara
Berbicara merupakan salah satu bentuk komunikasi verbal yang bersifat oral. Berbicara sangatlah fatal dilakukan jika kita tidak mempunyai bahan dan persiapan yang matang. Karena komunikasi bersifat irresversibel (tidak dapat diulang). Sehingga apa yang kita bicarakan haruslah benar-benar baik.
Keunggulan Berbicara :
• Tidak Merepotkan
• Waktu yang diperlukan lebih sedikit
• Tidak memerlukan bentuk komposisi yang baku
• tidak perlu menulis, tidak perlu mengirimakn pesan tersebut kepada orang yang dituju (secara materil)
• Langsung diterima komunikasn
• Ditunjang mimik wajah dan gerak tubuh
• Feedback langsung dapat terlihat
Kekurangan :
• Karena bersifat spontan, maka kualitas komunikasi tergantung kepada kemampuan seseorang mengucapkannya. jadi, brsifat selintas bagi audiens.
• Jika orang lain sedang berbicara dantidak diberi perhatian, maka poin penting akan hilang.
• Audiens seringkali melihat orang berbicara dari penampilannya. Sehingga langsung men-judge seseorang by cover.
Meningkatkan Efektifitas Berbicara :
• Pengucapan yang jelas
• bahasa yang lugas/dan mudah dimengerti
• kecepatan pengucapan yang wajar
• nada dan volume yang tepat
• suasana yang menunjang
• cara penyampaian yang tepat (Sesuaikanlah audiens anda, seperti : ngomong dengan petani. maka anda tidak akan memakai jas atau pakaian dugem, bersifatlah low profile, dan berusaha ber empati dengan petani tersebut).
Faktor yang mempengaruhi kelancaran berbcara (Wursanto dalam Haryani, 2001:237)
• Pengetahuan, seseorang yang mempunyai pengetahuan dan wawasan luas biasanya tidak akan kehabisan kata-kata dalam berbicara. Maka dari itu, banyaklah baca, menonton TV, internet browsing di situs2 informatif, sehingga apa yang anda bicarakan pun akan mempunyai relevansi satu sama lain. Karena sesungguhnya komunikasi itu adalah ilmu yang sangat luas. Dimana segala sesuatu mempunyai unsur informasi, mulai dari fisika sampai ke budaya.
• Intelegensia, Intelegensi sangat berpengaruh, dengan intelegnsi yang tinggi kita dapat dengan cepat menemukan relevansi antar satu fenomena dengan fenomena lainnya.
• Kepribadian, Orang yang mempunyai pengetahuan luas dan intelegensi yang tinggi belum tentu bisa berbicara dengan baik jika ia mempunyai kepribadian yang pemalu dan menutup diri. Maka dari itu, sikap percara diri seseorang sangat penting untuk menambah kelancaran berbicara
• Pengalaman, Pengalaman berbicara menyebabkan seseorang lebih lancar berbicara. Sampai terkadang, orang berbicara sudah mengalir dengan sendirinya seperti menyetir mobil. Lihat saja contoh pada ulama ulama yang suka berdakwah. Jika kalian perhatikan satu ulama, di 5 tempat berdakwah, apa yang mereka katakan terkadang sama. Bak air mengalir. atau pun dosen, merkea juga sudah berpengalaman, jadi untuk berbicara, sudah tinggal menyiapkan badan.
• Biologis, hal iniberhubungan dengan kelengkapan ronggamuut. Misal, kelainan rahatm bibir, gigi, sehingga membuat seserorang menjadi kurang percaya diri, misal : menjadi gagap, atau pun perkataan yang keluar tidak jelas.
b. Menyimak (Listening)
Menyimak atau listinening, adalah kegiatan seseorang yang bersifat fisikal dimana seseorangmenerima, memperhatikan, serta memahamai suara (Barker dalam Haryani, 2001-242). Menyimak secara efektif merupakan kerja aktif dari pikiran kita. Sehingga dalam menyimak kita harus mempunyai konsentrasi yang penuh. Tidak hanya indra pendengaran saja yang bekerja, melainkan juga pikiran kita.
Proses Menyimak :
• Mendengarkan (hearing), dimana seseorang menerima suara melalui indera pendengaran. seseorang perlu mendengar sebelum menyimak
• Memperhatikan (attention), mengapa dalam menyimak kita perlu berkonsentrasi penuh. Karena untuk kita dapat menyimak secara efektif, begitu banyak noise disekeliling yang mengganggu. Misal kita sedang ada di kelas untuk memperhatikan dosen. Kadang tergangu dengan teman sebelah yang malah asik curhat atau smsan.
• Memahami (understanding), kedua tahap diatas belum sampai kepada proses menyimak yang efektif, untuk dapat menyimak selain mendengar dan memberikan atensi, kita juga harus menyerap pesan yang tersalur dalam ruang tersebut.
• Mengingat (Remembering), ketika kita sudah melewati proses memahami pesan, maka kita harus mengingat. sehingga informasi yang masuk dapat menjadi bagian dari retensi (memori jangka panjang)
• Mengevaluasi (evaluating), dalam tahapan evaluasi, penerima pesan akan membedakan mana yang fakta atau opini. Dalam proses ini, listener akan mempunyai pertimbangan dan akan melakukan selektivitas tentang pesan yangharusnya masuk dan harus dibuang. Pesan akan dipilah dan tidak akan di serap semuanya. Ini tergantung kepada FOR dan FOE (Frame of Refernce and Field of Experience).
• Menanggapi (Responding), dalam menanggapi pesan, maka akan terdapat suatu umpan balik ataupun feedback. Tapi dalam hal ini feedbacknya juga dapat bersifat verbal atau nonverbal. Misal, responder menanggapi pesan dengan diam, kita tidak tau apakah ia benar-benar mengerti atau justru tidak mengerti. atau pun ada responder yang sangat aktif dan kritis.
Hambatan Menyimak :
1. Fakttor lingkungan (noise) : Suara, Jarak
2. Sumber Pesan, ini harus diperhatikan, karena dalam menyimak kita terkadang selektif melihat pembicara. Mungkin saja karena faktor pribadi, atau karena si sumbernya sendiri terlihat tidak kredibilitas dengan mengeluarkan banyak suara seperti “Eh.. Um..”
3. Pesan : Pesan atau materi baru yang sukar akan membuat pendengar mengalami kesulitan. Misalnya, kita memberikan kursus bahasa jepang kepada ibu-ibu yang sudah tidak efektif lagi untuk belajar. Maka pesan pun akan sulit di tangkap
4. Individu Penymak : Kondisi Fisik, kebutuhan, kebiasaan, Tanggung jawab.
1.3 Membaca
Prinsip-prinsip memaca
1. Speed (Kecepatan), kecepatan membaca sangatlah berpengaruh terhadap memori kita. Namun kecepatan membaca ini pula harus dibatasi. Ketika kita membaca sesuatu yang kira-kira memerlukan pemahaman tingkat tinggi, maka kita harus membaca secara teliti (bukan berarti lambat), namun jika kira-kira bacaan tersebut kurang relevan dengan kebutuhan, maka kita dapat membacanya selintas.
2. Comprehension (Pemahaman), pemahaman terhadap apa yang kita baca, akan berpengaruh terhadap hasil dari apa yang kita baca. Maka dalam membentuk pemahaman secara efektif maka kita harus berkonsentrasi penuh pada suatu pesan.
3. Efisiensi, Dalam membaca kita harus memikirkan faktor efisiensi. Membaca harus dengan efisien, sehingga dapat meng efektifkan apa yang harus di pahami dalam bacaan tersebut.
4. Retensi (penyimpanan dalam ingatan tentang apa yang kita baca). Membaca dengan baik akan mempengaruhi retensi kita. Dalam otak kita sebenarnya terdapat pilar-pilar atau rak-rak ingatan. Dimana, kita harus dapat menyimpan dan memanage informasi dalam ingatan kita.
Empat Cara Membaca agar Efisien :
1. Carefull Reading : bahan bacaan komplek, komperhensif, dan long term retention.
2. Rapid Reading : Bahan bacaan sederhana, ringan, gambaran menyeluruh, retensi kurang
3. Skimming : Tidak mengingat Detail, langsungke perspektif menyeluruh
4. Scanning : Mencari data dan fakta tertentu.
Efisiensi :
• Konsentrasi
• Menggerakan Mata
• Duduk dengan tenang
• Jangan biarkan ada noise factor
• Garis bawahi yang penting
• Buat Ulasan
• Mengontrol faktor Pribadi
• Mengontrol faktor lingkugan
Cara membaca :
1. Titian Jembatan (Buatlah sebuat Jembatan Ingatan seperti MEJIKUHIBINIU)
2. Set priorities, buatlah apa yang kita baca menjadi prioritas kita
3. Berpikir
4. Mengulang-ulang
1.4 Menulis
Dalam Written Communication, Perhatikan :
1. alat tulis, kertas, dll
2. bentuk penulisan, warna dan huruf
3. bahsa dan gaya penulisan
4. percetakan yang memadai
http://kuliahkomunikasi.com/2008/11/bentuk-dasar-komunikasi/

PRINSIP KOMUNIKASI
1. Komunikasi adalah Paket Sinyal
2. Komunikasi adalah Transaksi
3. Komunikasi adalah Proses Penyesuaian
4. Komunikasi Melibatkan Dimensi Kandungan dan Hubungan
5. Urutan-Urutan Komunikasi Dijelaskan
6. Komunikasi Melibatkan Transaksi Simetris dan Komplementer
7. Komunkasi Tidak Terhindarkan, Tidak dapati dibalikkan, dan Tidak Terulang
8. Komunikasi Memiliki Banyak Tujuan

TEKNIK PERANCANGAN DAN STRATEGI PENGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

Teknik Perancangan dan Strategi Pengunaan Media Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar
1.Teknik/Prosedur Perancangan media pendidikan
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang ,misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, dari sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, perlaksanaan, pernilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai maka perlajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaanya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.

Komponen utama desain pembelajaran adalah:
1. Pembelajaran (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.
2. Tujuan pembelajaran (umum dan khusus) adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajaran.
3. Analisis pembelajaran merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari.
4. Strategi pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan berlajar mengajar.
5. Bahan ajar adalah format materi yang akan diberikan kepada pembelajarn
6. Penilaian pelajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompotensi yang sudah dikuasai atau belum.
Teori-teori pembelajaran dalam desain pembelajaran
Pengunaan media mengunakan audio visual atau komputer media dapat membantu sisiwa itu memperoleh pelajaran bermanfaat. Guru sebagai pengembangan media pembelajaraan harus mengetahui perbedaan pendekatan dalam berlajar agar dapat memilih strategi pembelajaraan yang tepat. Terdapat beberapa teori berlajar yang menlandasi pengunaan teknologi atau komputer dalam pembelajaraan yaitu teori benaviarisme, kognitifisme, dan konstruktivisme.

D.Model-Model Desain Pembelajaran
Dalam desain pembelajaraan dikenal dengan beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Secara umum model desain pembelajaraan dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem,model berorientasi produk, model prosedururat dan model melingkar.
Beberapa contoh dari model-model diatas akan diuraikan
I. Model Dick and carrey
Model ini termasuk ke dalam model prosedurat.
Langkah-langkah desain pembelajaran menurut Dick and carrey adalah:
a. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran
b. Melaksanakan analisis pembelajaran
c. Mengidentifikasikan tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
d. Merumuskan tujuan perfamasi
e. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
f. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaraan
g. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
h. Merevisi bahan pembelajaraan
i. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif
2.Model Kemp
3. Model Assure
Model assure merupakan suatu model yang merupakan sebuah formalasi untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et ol (2005) model ini terdiri atas 6 langkah kegiatan yaitu :
1) Analyze learners (analisis pelajar)
Menueut heinich et al (2005) jika sebuah media pembelajran kan digunakan secara baik dan disesuaikan dengan ciri-ciri ,belajr ,isi sari pelajaan yang akan dibuat medianya, media dan bahan pelajaran itu sendiri.
2) States objectives ( menyatakan tujuan )
Adalah tahapan ketika membutuhkan tujuan pembeljaran baik berdasarkan buku atau kurikulum, tujuan pembelajaran akan menginformasikan apakah yang sudah dipelajari anak dari pengajaran yang dijalankan.
3) Select methids, media, and material
Heinich et al (2005) menyatakan ada 3 hal penting dlaam pemilihan metode, bahan dan media yaitu menentukan metode sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah terakhir adalah memilih dan atau mendesain maka yang telah ditentukan
4) Utilize media and materials
Menurut heinich et all (2005) terdapat laima langkah bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sediakan persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran
5) Require learner participation
Sebellum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktifitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis, atau persentasi.
6) Evaluate and revise
Sebuah media pembelajaran yang telah siap perlu dinilai untuk menguji keberkesanan dan impak pembelajaran, penilaian yang dimaksud melibatkan beberapa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru, dan penggunaan pelajar.

Sabtu, 28 Mei 2011

PEMILIHAN MEDIA

PEMILIHAN MEDIA
1. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media
 Merasa sudah akrab dengan media itu (papan tulis, OHP
 Media yang dipilih dapat menggambarkan dengan lebih laik daripada dirinya
 Dapat menarik minat dan perhatian siswa, serta me-nuntun pada penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi.


2. Pertimbangan Pemilihan Media
a. Hambatan pengembangan dan pembelajaran, meliputi: dana, fasili-tas dan peralatan yang tersedia, waktu yang tersedia (mengajar dan pengembangan), sumber daya manusia dan material.
b. Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran.
c. ambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal.
d. Tingkat kesenangan (lembaga, guru, pelajar), serta keefektifan biaya.
e. Pertimbangan lain:
 Kemampuan mengakomodasi stimulus yang tepat (visual dan atau audio)
 Kemampuan mengakomodasi respon siswa (tertulis, audio, dan atau kegiatan fisik).
 Kemampuan mengakomodasi umpan balik.
 Pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi atau stimulus, dan untuk latihan serta tes.
 Media sekunder harus diperhatikan, karena pembelajaran yang ber-hasil menggunakan media yang beeragam

3. Pemilihan dan Penggunaan Media berdasarkan Prinsip-prinsip Psikologis
 Motivasi (kebutuhan, minat, keinginan belajar)
 Perbedaan individual
 Tujuan pembelajaran
 Organisasi isi
 Persiapan sebelum belajar
 Emosi (perasaan pribadi)
 Partisipasi
 Umpan balik
 Penguatan (reinforcement)
 Latihan dan pengulangan
 Penerapan

4. Kriteria Memilih Media
 Susuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
 Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya: fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.
 Praktis, luwes, dan bertahan.
 Guru terampil menggunakannya.
 Pengelompokkan sasaran (kelompok besar, sedang, kecil, dan perorangan)
 Mutu teknis (memenuhi persyaratan teknis tertentu)

KLASIFIKASI MEDIA PENDIDIKAN

A. KLASIFIKASI MENURUT PARA AHLI
1. Klasifikasi Menurut Hamijaya
Santoso S. Hamijaya, mengklasifikasikan media pendidikan yang dikaitkan dengan teknologi pendidikan menurut penggunaannya, yaitu:
a. Media dan teknologi pendidikan yang penggunaannya secara masal, yaitu:
 Televisi
 Film dan Slide
 Radio

b. Media dan teknologi pendidikan yang metode penggunaannya secara individual, misalnya:
 Kelas dan laboratorium elektronik
 Alat-alat otoinstruktif
 Kotak unit instruksional

c. Media dan teknologi pendidikan yang penggunaannya secara konvensional

d. Media dan teknologi pendidikan pada pendidikan modern, berupa:
 Ruang kelas otomatis
 Sistem proyeksi berganda
 System interkomunikasi

2. Klasifikasi Menurut Gerlack dan Ely
Media dibagi menjadi 5 kategori umum menurut sifat benda, yaitu:
 Benda-benda asli dan manusia
 Gambar-gambar dan gambar yang disorot
 Benda-benada yang didengar
 Benda-benda cetakan
 Benda-benda yang dipamerkan

3. Klasifikasi Menurut Edgar Dale
Mengklasifikasikan media instruksional edukatif berdasarkan pengalaman belajar peserta didik, yaitu dari yang bersifat konkret sampai yang bersifat abstrak. Pengalaman-pengalaman itu maliputi:
 Pengalaman melalui lambang kata/verbal
 Pengalaman melalui lambing visual
 Pengalaman melalui gambar
 Pengalaman melalui rekaman, radio, gambar
 Pengalaman melalui gambar hidup
 Pengalaman melalui televisi
 Pengalaman melalui pameran
 Pengalaman melalui wid wisata
 Pengalaman melalui kegiatan demonstrasi

4. Klasifikasi Menurut Rudy Bretz
Mengelompokkan media kedalam 7 kelas yaitu:
 Media Audio-Motion-visual
 Media Audio-skill-visual
 Media audio-seminotion
 Media motion-visual
 Media skill-visual
 Media audio
 Media yang hanya mampu menampilkan informasi berupa symbol-simbol tertentu saja.

5. Klasifikasi Menurut Duncan
Lingkup Sasaran Luas Personal


Kelompok realita

Reproduksi (Rekaman) Manuskrip, Diktat, bibliografi, referensi, duplikat, gambar

Pameran dinding, (termasuk papan tulis), specimen, model

Epidiaskop, buku teks, buku kerja, lembaran teks terprogram
Penggunaan mudah
Bersifat Umum Reproduksi (Rekaman)

Kelompok reproduksi (rekaman) Pita Audio, cakram (piringan) rekaman, laboratorium bahasa (audio)

Film bingkai, film rangkai, OHP, tutorial, audiovisual, laboratorium bahasa yang diperkaya, stereogram dan system proyeksi dengan polarisasi Pengasaan mudah
Pengadaan sukar
Kelompok Reproduksi (Rekaman)
Film bisu, film gelang, film dengan suara magnetic, dan film dengan suara optic (built-in)

Bersifat lebih
Spesifik
Biaya Investasi tinggi Teks terprogram dengan peralatan, radio vision, TV Siaran terbatas (CCTV), system respon(sasaran), program siaran TVST langsung (live), system pembelajaran dengan computer, siaran audio dan siaran TV, Biaya Murah



6. Klasifikasi Menurut Briggs
Briggs mengoidentifikasi 13 macam media yaitu:
 Objek
 Model
 Suara langsung
 Rekaman audio
 Media cetak
 Pembelajaran terprogram
 Papan tulis
 Media transparnsi
 Film rangkai
 Film bingkai
 Film
 Televisi
 Gambar

7. Klasifikasi Menurut Gagne
Gagne membuat 7 pengelompokan media, yaitu:
 Benda untuk didemonstrasikan
 Komunikasi lisan
 Media cetak
 Gambar diam
 Gambar gerak
 Film bersuara
 Mesin belajar



B. JENIS DAN KARAKTERISTIK MEDIA
1. Media Grafis
Media grafis adalah semua media yang mengandung grafis (tulisan dan gambar)
Jenis-jenis media grafis antara lain:
a. Media bagan, yaitu penyajian diagramatik suatu lambing visual
b. Media grafik, adalah media yang membuat penyajian perlakuan data-data bilangan secara diagramatik
c. Media gambar, adalah media yang merupakan reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi, yang berupa foto atau lukisan
d. Media komik, media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah dipahami dan lebih bersifat personal
e. Karikatur, adalah bentuk informasi yang selain lucu juga bersifat sindiran

2. Media Audio
a. Radio
b. Tape rekorder
c. labor Bahasa

3. Media audio visual
a. Televisi
b. DVD

4. Media proyeksi
a. OHP
b. LCD

RUANG LINGKUP MEDIA PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN MEDIA
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Adapun pengertian media menurut para ahli yaitu:
1. Menurut Rossi dan Breidle
Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan
2. Menurut Brown
Segala sumber yang dapat berupa alat atau perlengkapan apapun yang digunakan oleh guru atau murid dalam proses belajar mengajar yang akan meningkatkan efektivitas program belajar. Media pendidikan terdiri dari hardware dan software.
3. Menurut Santoso S Hamijaya
Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar ide, sehingga idea tau gagasan itu sanpai pada penerima.
4. Menurut Mc, Luahan
Media adalah channel (Saluran) karena pada hakikatnya media telah memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar, dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu.
5. Menurut Blake and Haralsen
Media adalah medium yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan sutu pesan, dimana medium ini merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara kemunikator dan komunikan.
Jadi media adalah segala sesuatu yang dapat diindrakan, yang berfungsi sebagai perantara / sarana / alat untuk proses komunikasi atau untuk proses pembelajaran.
Media instruksional edukatif adalah sarana komunikasi dalam proses pembelajaran yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil instruksional secara efektif dan efisien, serta tujuan instruksional dapat dicapai dengan mudah.

B. FUNGSI DAN KEGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN
1. Peranan Media Pendidikan
 Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik
 Mengatasi batas-batas ruang kelas
 Mengatasi kesulitan dalam mengamati suatu benda yang kecil
 Mengatasi gerak benda secara cepat atau terlalu lambat
 Mangatasi hal-hal yang terlalu kompleks
 Mengatasi suara yang terlalu halus untuk didengar langsung
 Menagtasi peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan dalam pembelajaran
 Memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat
 Membangkitkan minat belajar yang baru

2. Fungsi media Pendidikan
a. Menurut Derek Rowntree
 Membangkitkan motivasi belajar
 Mengulang apa yang telah dipelajari
 Menyediakan stimulus belajar
 Mengaktifkan respon peserta didik
 Memberikan balikan dengan segera
 Menggalakan latihan yang serasi

b. Menurut Mc. Known
 Mengubah titik-titik berat pendidikan formal
 Membangkitkan motivasi belajar pada peserta didik
 Memberikan kejelasan
 Memberikan rangsangan

c. Menurut edgar Dale, YN Finn, dan F Hoban
 Memberikan dasar pengalaman konkret bagi prngrtian abstrak
 Mempertinggi perhatian anak
 Memberikan realitas
 Memberikan hasil belajar yang permanen
 Menambah pembendaharaan bahasa
 Memberi pengalaman yang sukar diperoleh denggan cara lain

3. Kegunaan media pendidikan
Secara umum, media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalisitis (Dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera
c. Pengunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat menagtasi sikap pasif anak didik. Dal hal ini, media bergun untuk:
• Menimbulkan kegairahan belajar
• Memungkin interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan
• Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
d. Dengan sifat yang unik pada siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka gurubanyak mngalami kesulitan bilamana sepenuhnya harus diatasi sendiri. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:
• Memberikan perangsang yang sama
• Mempersamakan pengalaman
• Menimbulkan persepsi yang sama

C. CIRI-CIRI MEDIA PEMBELAJARAN
Ciri-ciri dari media pendidikan
 Media pendidikan identik dengan alat peraga langsung dan tidak langsung
 Media pendidikan digunakan dalam proses komunikasi instruksional
 Memiliki muatan normative bagi kepentingan pendidikan
 Media pendidikan erat kaitannya dengan metode mengajar khususnya, maupun komponen-komponen system instruksional lainnya.